Ciptakan Alternatif Pengandangan, KKN-PPM Universitas Jember 2018 Turut Serta Menjaga Kelestarian Taman Nasional Baluran

Potensi terbesar Desa Dusun Karang Tekok, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo adalah peternak sapi. Terdapat sekitar tiga ribu (3000) ekor sapi yang diternak dengan menggunakan metode penggembalaan. Pada musim kemarau, sapi yang digembalakan akan mengalami penurunan berat badan. Sapi tidak bisa mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal karena keterbatasan pakan yang tersedia. Pertumbuhan dan perkembangan sapi hanya bagus dalam waktu 4-5 bulan dalam setahun. Tujuh sampai dengan delapan bulan sisanya dalam kondisi kekurangan pakan. Hal tersebut menjadikan harga sapi mengalami penurunan, bahkan tidak laku untuk dijual. Sapi yang digembalakan liar terkadang juga masuk di wilayah Taman Nasional Baluran (TNB) yang letaknya bersebelahan. Hal itu mengganggu ekosistem dan  merugikan satwa yang dilindungi oleh pihak TNB. Kondisi tersebut merupakan masalah penting yang harus segera ditangani. Sesuai Tri Dharama Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat, Universtias Jember turut aktif memberi solusi terhadap kondisi tersebut melalui penerjunan mahasiswa KKN PPM (Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat) di Dusun Karang Tekok.

KKN PPM  ini diikuti oleh 35 mahasiswa dari beberapa jurusan, 10 diantaranya berasal dari Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Dilaksanakan sejak tanggal 5 Juli hingga 29 Agustus 2018 KKN ini dibimbing oleh Bapak Dr. Teguh Hidayat Wiyono salah satu dosen Biologi Fakultas MIPA. Penerjunan ini diharapkan membantu memberikan solusi permasalahan tersebut. Program utama dari KKN PPM ini yaitu merubah pola pemeliharaan dari metode penggembalaan  ke metode pengandangan. Dengan metode pengandangan, diharapkan kebutuhan pakan sapi dapat tercukupi sehingga sapi dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan maksimal. Serta, sapi tidak akan masuk ke wilayah konservasi Taman Nasional Baluran.

Langkah awal yang diambil dimulai dengan melakukan pelatihan kuesioner untuk mahasiswa, serta pembagian mahasiswa menjadi beberapa divisi diantaranya, divisi pengadaan pakan, divisi kandang dan pabrik pakan, divisi produksi pakan, divisi pemeliharaan, divisi pengolahan limbah, divisi pemasaran, divisi humas, dan divisi pengelolaan jaringan internet. Guna mendukung keberlangsungan program kerja, KKN PPM menjalin kemitraan dengan peternak di Dusun Karang Tekok melalui model kerjasama percontohan pengandangan dan pemberian pakan (demplot ternak). Pola model diajukan secara swadana, peternak menyediakan bakalan/indukan sapi dan kandang (sudah ada – perlu perbaikan) dan Tim KKN-PPM akan menyediakan pakan, obat-obatan, pendampingan, dan pemasaran selama berlangsung. Dipilih beberapa peternak untuk kandangnya dijadikan kandang percontohan. Kandang dikonsep sedemikian hingga lebih baik dari sebelumnya dan akan dibenahi dalam sistem pembuangan limbah dan penempatan tempat pakan.

KKN PPM banyak membawa perubahan, dintaranya sebuah terobosan untuk pakan sapi yaitu dengan menggunakan silase (tebon/jagung muda/jerami) yang dibuat dari fermentasi anaerob (fermentasi tanpa oksigen). Pakan ini memiliki  keunggulan yaitu mengandung sumber protein yang lebih tinggi dan dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama. Dalam pembuatan, tim divisi pengadaan pakan melakukan pengukuran lahan yang akan dibeli tebonnya. Dewasa ini aktifitas manusia lebih mudah, seperti pengukuran lahan pun tidak lagi menggunakan alat ukur manual namun menggunakan GPS dan distance meter. Penggunaan distance meter akan memudahkan pengukuran luas lahan dan jarak tanam, sehingga produktivitas tanam komunitas jagung akan diketahui. Penggunaan GPS juga dirasa perlu mengingat jarak antar Karang Tekok dan TNB berdekatan, sehingga lebih mudah mendeteksi apakah lahan tersebut masuk ke wilayah TNB atau tidak.

Selain itu, adanya mahasiswa KKN PPM ini juga memberi solusi terhadap pemanfaatan limbah feses sapi. Sebelumnya, limbah feses sapi belum dimanfaatkan maksimal oleh peternak. Sebagian peternak membakarnya, bahkan tak jarang sapi meninggalkan limbah kotorannya di jalan yang dilewatinya. Ditangan mahasiswa, limbah feses sapi, tidak terbuang sia-sia. Limbah diolah menggunakan lalat BSF. Larva yang dihasilkan akan dikembangkan menjadi indukan lalat BSF, selain itu larva juga dapat digunakan untuk pakan ternak seperti ternak unggas dan ikan sehingga akan meningkatkan nilai jual limbah. Kandang BSF juga dibangun untuk mempermudah pengembangbiakan dan pemantauan perkembangan BSF, serta menjaga lalat BSF dari serangan predator dan perubahan cuaca.

Agenda tular ilmu dan sumbang pikiran dilakukan agar program yang telah di uji coba dapat disampaikan untuk ditularkan kepada masyarakat. “Begitu banyak ilmu ternak sapi yang bermanfaat dan pengalaman yang tak terlupakan. Semoga progam ini terus berlanjut hingga mencapai tujuan yaitu sapi dipelihara dengan metode pangandangan dan pelestarian banteng di baluran tetap terjaga” kata Ismi mahasiswa Biologi salah satu tim KKN PPM. Tim KKN PPM juga membuat aplikasi web bernama IFS Care (Integrated Farming System). Aplikasi ini berisi laporan makan & minum sapi, hasil feses sapi, kesehatan sapi, dan berat sapi. Adanya IFS Care ini mempermudah dalam pemonitoran perkembangan sapi setiap hari.

 

Tags